Minggu, 05 Oktober 2014

Cerpen-->"Love Phobia"



“Love Phobia”
(Akan selalu ada cinta tapi ragu untuk mencinta)



Ivan adalah seorang pria biasa yang juga pernah merasakan satu rasa yang sudah Tuhan ciptakan begitu sempurnanya, begitu indahnya yaitu CINTA. Ivan adalah tipe pria yang pendiam dan tidak suka keramaian, namun tak jarang juga dia berkumpul dengan teman-teman di tempat kerjanya dan dia selalu bisa memecah keheningan menjadi canda tawa akibat gurauan yang selalu ia buat untuk teman-teman nya itu. Hobby nya adalah membaca dan menonton film, film yang disukainya adalah Harry Potter dan tak jarang juga waktu istirahat kerjanya itu dia habiskan untuk membaca buku di perpustakaan kota, banyak sekali buku yang dia baca mulai dari buku fiksi sampai buku nonfiksi, terkadang juga jika dia sedang asiknya membaca dan belum sampai habis di baca dia sampai meminjamnya untuk lanjut di baca di rumahnya.
Tapi terlepas dari sikapnya yang pendiam dan sulit untuk di tebak ternyata sebenarnya dia adalah pria yang sangat romantis, hal itu di buktikan kepada kekasihnya yaitu seorang mahasiswi bernama Reva yang di kenalnya di perpustakaan tempat biasa Ivan membaca buku, dan walaupun reva adalah seorang mahasiswi namun umur mereka sama, hanya saja keadaan yang membuatnya berbeda, Reva lebih beruntung dapat merasakan bangku kuliah, sedangkan Ivan? dia harus bersabar dan berjuang dahulu untuk bisa dapat merasakan bangku perkuliahan itu, tapi sekali lagi CINTA yang mempersatukan mereka, CINTA tak memandang status, dan rasa tulus yang mereka berikan membuat segalanya menjadi indah. Ivan juga selalu memberikan perhatian kepada Reva dengan kesungguhan dan ketulusan hatinya, begitupun sebaliknya. Walaupun demikian, tetap saja dalam sebuah hubungan pasti akan ada konflik-konflik kecil di dalamnya dan mereka juga merasakannya, tapi mereka selalu menyelesaikannya bersama dan konflik itu yang akan membuat mereka lebih mengerti lagi satu dengan yang lainnya. Lantunan lagu juga selalu Ivan nyanyikan untuk Reva, untuk menghiburnya dikala sepi dan ungkapan perasaannya, seperti "Adera-Lebih Indah" "Dygta-Karena Ku Sayang Kamu" "Radja-Mimpi Indah" "Tulus-Teman Hidup" "Petra-Istimewa" dan banyak lagi lagu yang selalu di nyanyikan untuk Reva, dan Reva selalu tersanjung ketika mendengarnya.
Tujuh bulan sudah mereka menjalani hubungan mereka, hubungan yang begitu indah  mereka rasakan. Tapi lagi-lagi cobaan selalu datang untuk menguji hubungan mereka, tapi sepertinya cobaan kali ini sungguh sangat berat dan mereka di tempatkan di posisi itu. Reva yang akhir-akhir itu seperti menjauh dari Ivan, dan Ivan bertanya-tanya apakah kesalahan yang di buatnya? apakah perkataan yang salah yang dia sudah ucapkan? setiap dia bertemu Reva hanya biasa-biasa saja seperti tak ada respon seperti dulu, setiap saat Ivan selalu menanyakan "kenapa?""ada apa?" tapi jawaban yang sama pun selalu terucap "tidak ada apa-apa". Sampai akhirnya...

air mata menetes di pelupuk mata Reva, dengan seketika Ivan menanyakan
"kamu kenapa? ayo dong cerita..."
"ga apa-apa ko, aku ga apa-apa tau..."
"ga mungkin, ayo cerita.. masa sama aku kamu ga mau cerita sih?"
.......
"kamu terlalu baik buat aku, kamu pasti dapet yang lebih, di banding aku nantinya"
"kamu ngomong apa sih? aku ga ngerti tau..."
"iya kamu itu baik, baik banget, jadi kayannya aku ga pantes lagi buat milikin kamu dapet kasih sayang kamu yang tulus itu, masih banyak wanita lain disana yang siap terima ketulusan cinta kamu itu, aku udah ga pantes lagi buat kamu... ga pantes Van..."
"kamu ko ngomong gitu sih, rasa sayang ini perhatian ini selalu tercipta untuk kamu seorang sayang, cuma buat kamu, aku tulus sama kamu, ada apa?aku salah ya? maafin deh..."
"kamu ga salah Van, aku yang salah, aku ga bisa kasih kamu cinta dan perhatian seperti yang kamu kasih buat aku..."
"aku ga apa-apa Reva, sikap kamu itu emang udah paling sempurnya di mataku, gaada lagi yang kurang dari kamu, gaada yang salah dari kamu, dan rasa sayang ini tercipta benar tulus dari dalam hati ini hanya untukmu, cuma buat kamu Reva"
"iya aku tau itu, kamu emang tulus, tapi aku udah ga pantes lagi dapetin itu semua"
"ga pantes kenapa? kenapa Reva kasih penjelasan buat aku... kalau akau salah apa kesalahanku, akan ku tebus semua kesalahanku itu..."
"kamu mau tau kesalahan kamu itu apa?"
"apa? aku akan terima semua itu"
"kamu itu udah salah milih aku buat terima semua kebaikan kamu Van, itu salah kamu.."
"itu menurut kamu? tapi aku ga begitu Reva, kamu emang orang yang tepat buat dapetin ini semua, aku sayang kamu Reva dan kamu tercipta untukku"
"udah Ivan cukup, kasih ya rasa sayang itu ke yang lain, wanita yang lebih baik daripada aku"
"siapa Reva?siapa? kamu itu udah wanita yang terbaik yang pernah aku kenal dan memang cuma kamu yang aku kenal, kenapa jadi gini sih?"

(Reva memegang tangan Ivan)

"Ivan, sekali lagi maaf in aku ya, hubungan kita cukup sampai disini aja, kamu ga salah ko Ivan, aku yang salah, kamu itu baik bangeetttt aku ga pantes buat dapetin kebaikan kamu itu, kamu terlalu sempurna buat aku, kamu terlalu baik buat aku, sekarang kita jalan masing-masing ya, di luar sana masih banyak Reva Reva yang lain bahkan jauh lebih baik lagi."
"tapi Reva cuma kamu yang spesial buat aku, aku masih sayang banget sama kamu, aku bakalan sulit untuk terima ini, aku masih belum bisa jalanin hidupku ini sendiri tanpa kamu"
"waktu yang akan menuntun kamu Van, biar waktu yang akan menjawabnya. Kamu pasti bisa, masa kerjaan yang berat aja kamu bisa selesai in, masalah kaya gini sih pasti mudah buat kamu Van"
"ini beda sama kerjaan Reva, ini masalah perasaan, perasaan ini selalu ada uat kamu dan akan selalu ada"
"kamu harus bisa hapus perasaan itu ya Ivan, kamu harus terima, aku ga akan ada lagi di kehidupan kamu nanti, aku ga bakal lagi ganggu kamu buat suruh ini, suruh itu, anter kesini, kesitu, aku cuma mau bilang terima kasih kamu udah sabar ngadepin cewe kaya aku ya Van, makasih atas semuanya, kamu emang cowo yang terbaik."
"aku ikhlas ngelakuin itu semua Reva, aku Ikhlas aku seneng bisa di repotin sama kamu, aku tulus sama kamu Reva... Jangan kaya gini dong."
"ini kenyataan nya Ivan, ini takdir buat jalan cerita kita, ini akhirnya Ivan, cukup sampai disini."
"kaulah takdirku Reva, kau tercipta untukku... You're the one and only"
"udah ya Van, sekali lagi makasih buat tujuh bulan yang indah yang udah kamu kasih buat aku, maaf aku ga bisa ngasih apa yang kamu udah kasih buat aku"
"jadi ini jawaban dari pertanyaanku selama ini, yaudah kalau itu mau kamu, aku harus ngertiin itu, makasih juga kamu udah isi buku ku yang kosong ini dengan kasih sayang dan cerita cinta yang sangat indah dan takkan pernah ku lupakan, ku berjanji akan tetap selalu menyayangimu dan mengingatmu di dalam hati ini, walau kini kau bukan milikku."
"(aku juga ga mau Van melepas kamu dari benakku, aku juga masih sayang sama kamu, cuma keadaan yang memaksa ku untuk melakukan ini semua Van *dalam hati) kamu baik Van, kita masih bisa berteman ko, aku masih boleh  kan jadi temen kamu Van?"
"sampai kapanpun..."
"yaudah hapus air mata itu, aku ga mau liat kamu sedih kaya gini lagi, cukup aku cowo terakhir yang bikin kamu nangis kaya gini *mengusap air mata Reva"
"ihh, aku ga nangis cuma kelilpan aja...hehe"
"ada-ada aja kamu ini, oh ya boleh ga aku nyanyi buat kamu, mungkin ini loagu terakhir yang aku nyanyiin buat kamu Rev, boleh ya?"
"boleh ko Van."
"dengerin ya jangan tidur... :)"
.....
"takan jera aku memintamu tuk tetap disini, meski kini kau pun telah pergi dan meminta aku, tuk melupakanmu..
tapi ku tak mampu, aku mohon kepadamu kembalilah kepadaku...
karna takkan pernah ada yang mampu menggantikanmu...
takkan jera aku memintamu tuk tetap disini, dia bukan orang yang ku pilih tuk melupakanmu...
aku mohon kepadamu kembalilah kepadaku, karna takkan pernah ada yang mampu menggantikanmu..."
"(suara ini van yang sulit sekali aku lupakan, yang selalu terdengar saat ku terbangun dari tidur malamku, aku juga ga mau untuk pergi Van, aku masih belum siap.. *dalam hati), cukup Van nanti semakin sulit lagi kamu buat ngelupain aku."
"ga pernah sedikitpun aku mau ngelupain kamu Rev"
"ga boleh Ivan, kamu harus move on.. kamu pasti bisa ko"
"biarkan aku menjaga perasaan ini, menjaga segenap cinta yang telah kau beri...
engkau pergi aku takkan pergi, kau menjauh aku takkan jauh...
sebenarnya diriku masih mengharapkanmu, sejujurnya diriku masih mengharapkanmu..."
"udah Van cukup, makasih ya nyanyian kamu itu, suara kamu bagus Van, kasih suara kamu ke orang lain yang nanti bakal selalu ada di samping kamu nantinya, sekarang aku harus pulang..."
"kamu ko ngomong nya gitu aja sih,aku anter kamu ya?"
"ga usah Van, aku naik angkutan umum aja, biasa juga aku naik itu kan.. :)"
"yaudah hati-hati ya sayang... aku anter kamu sampe kamu naik mobil ya..."
"iya deh boleh Van..."
(rasa ini takkan pernah memudar sedikitpun Reva! takkan pernah!!!, hati ini sudah tertulis namamu, aku akan selalu ingat itu, aku sayang kamu Reva... *dalam hati)
Ivan terus melihat ke arah mobil yang Reva tumpangi sampai mobil itu tak lagi terlihat.

Sammy Simorangkir-Kesedihanku

Sepinya hari yang ku lewati
tanpa ada dirimu menemani...
sunyi ku rasa dalam hidupku
tak mampu aku tuk menangkal...

masih ku ingat indah senyummu,
yang slalu membuatku mengenalmu...
terbawa aku dalam sedihku
tak sadar kini kau tak disini...

engkau masih yang terindah
indah di dalam hatiku
menapaki sakit tak berakhir yang seperti ini...

masih ku ingat indah senyummu,
yang slalu membuatku mengenalmu...
terbawa aku dalam sedihku
tak sadar kini kau tak disisni...

engkau masih yang terindah
indah di dalam hatiku
menapaki sakit tak berakhir yang seperti ini...

Semenjak kejadian itu Ivan dan Reva sudah jarang sekali berkomunikasi, hanya sesekali saja hanya untuk menanyakan kabar, komunikasi mereka berdua jadi sangat canggung dan sampai saat ini juga Ivan tidak mengetahui apa penyebab Reva memutuskannya, Ivan selalu berharap mendapatkan kembali cinta Reva walau itu akan sulit sekali bahkan tak mungkin, Ivan sekarang hanya berharap Reva selalu bahagia walau bukan dengannya. Tiap harinya dia hanya bisa melihat Reva di media sosial ataupun file-file kenangan yang ada di laptopnya. Memang banyak wanita yang berusaha mendekatinya, tapi tetap cinta Ivan hanya untuk Reva seorang. Selalu ada rasa cinta tapi ragu untuk mencinta kembali, karena rasa ini sudah tertanam untuknya, entah sampai kapan ini akan bertahan???. Mungkin sampai saat ada pria lain yang memberikan kasih sayangnya untuk Reva dan membuat Reva selalu tersenyum, karena senyumnya itu akan membuat siapa saja tenang bila ada di dekatnya (Revalina Angelica).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar