“True
Love”
Yesss...
sebentar lagi bakalan ada pelantikan KIR yang pertama, KIR adalah organisasi
yang menurut ku paling favorit di sekolah ku, anggotanya pun hampir 50 orang
lebih, dan KIR terkenal akan eksperimen-eksperimennya dan hal itu yang membuatku
tertarik menjadi anggota KIR. Pelantikan bakalan di adakan di pertengahan bulan
Januari ini, setiap pertemuan pun kami semua membahas perlengkapan-perkapan
yang harus di bawa. Tapi aku masih bingung karena belum mendapat kelompok.
Syaratnya setiap kelompok harus memiliki 2 anggota yang berasal dari kelas
lain, agar terjalin komunikasi yang baik antar sesama anggota yang berbeda
kelas. Oh ya, namaku Andri aku duduk di kelas X-2 SMAN 48, Bandung.
Di pagi
yang cerah ini aku terbangun dan segera bersiap pergi sekolah. Sesampainya di
sekolah aku bertemu dengan temanku yang bernama Dodi, dia juga anggota KIR yang
duduk di kelas X-4, dia pun datang menghampiri ku dan bertanya “hai Ndri,
gimana kamu udah dapet kelompok belum?”, aku pun menjawab “belum nih Dod, saya
masih bingung.. masih ada anggota yang belom kenal juga, kamu sendiri
gimana?”,”wah wah, ayo ikut kelompok saya aja, saya masih kurang dua orang ni..”,”kamu
serius Dod??”,” serius lah, mana sih saya pernah ngebohong sama
kamu...hehe”,”iya deh, aku ikut ya, oh ya boleh ga saya ajak temen saya juga,
dia juga belom dapet kelompok, jadi kan kelompok kamu pas, boleh ga?”,” cewe
apa cowo temanmu ndri,kalo cewe boleh deh...haha”,”emang kalo cowo ga boleh
ya?”,”haha,becanda kali Ndri,boleh-boleh aja ko...”,”tenang temen saya cewe
ko,namanya Ayu”,”wah siip deh..yaudah saya ke kelas dulu ya Ndri,nanti kita
bahas peralatannya, oke?”,”oke deh...siap...”. Dengan perasaan yang senang aku
pun menuju ke kelas, dan tak lama kemudian pelajaran pertama pun segera dimulai.
Ketika istirahat semua murid berlarian ke kantin sekolah, untuk sarapan dan
jajan. Tapi ketika kakiku melangkah keluar kelas, ada yang menarik tanganku,
dan ternyata dia adalah Dodi, dia mengajakku ke kelasnya untuk berkenalan
dengan anggota kelompoknya. Satu per satu dia memperkenalkan, ada susi, Putri,
dan Rika. Setelah itu Dodi berkata padaku “nanti Ndri kalau masalah
perlengkapan kamu hubungi Putri aja yah, kamu sama Putri yang ngurusin
perlengkapan, soalnya aku bagian konsumsi kelompok, oh ya si Ayu mana?temen
kamu itu?”,”oke deh siip.... oh kayaknya lagi di kantin deh,nanti aku kenalin
deh...oke??”. “oh ya put,boleh ga aku minta nomer hp kamu, biar gampang
hubunginya?”,”oh ya boleh,catet ya..”. Emm, terlihat dari mukanya,sepertinya
dia orang yang cuek, bisa ga yah aku mengatur perlengkapan bersamanya,”gumamku
dalam hati.”yaudah deh,aku duluan ya.. mau ke kantin..luapeerr
sangat..haha.”,”yaudah slamet makan yaa...haha”jawab Dodi. Bel pulang berbunyi,
seperti biasa aku pulang jalan kaki menuju ke pangkalan angkot. Di jalan ku
bertemu dengan Putri, dia terlihat sedang ingin menyeberang, dan seketika aku
pun menyapanya, dan ternyata jawaban yang kurang memuaskan yang ku dapat,
benar-benar dia orang yang cuek, tapi tak apalah yang penting aku sudah
menyapanya. Tak lama aku pun sampai di panggkalan angkot dan segera menaiiki
angkot. Sesampainya di rumah aku segera menyopot seragam dan sepatu, dan cepat
menuju dapur untuk makan siang.
Keesokkan
pagi nya,seperti biasa aku bangun jam 5 pagi, dan segera mengantri depan pintu
kamar mandi untuk mandi dan siap-siap pergi ke sekolah. Jam 7 kurang 15 aku
segera berangkat pergi sekolah. Sesampainya di sekolah, aku cepat menuju kelas,
dan bertemu Ayu teman yang akan menjadi anggota Dodi juga.”Ayu,kamu belom dapet
kelompok kan?”,”oh ya,belom ndri,kamu udah?”,”udah dong,kamu mau ya ikut sama
kelompokku? Aku udah minta izin sama ketuanya buat ajak kamu juga, mereka
setuju ko, mau ga??”,”wah wah,baik banget kamu Ndri,iya deh aku ikut ya...
makasih ya Andri..”,”iya deh samasama..”. Bel istirahat berbunyi dan aku pun
mengajak Ayu ke kelas Dodi untuk ku perkenalkan pada anggota kelompok yang
lainnya, dan ternyata setelah ku perkenalkan, Ayu sudah mengenal Putri mereka
satu SMP dulunya. Dodi pun terlihat berbeda ketika berkenalan dengan Ayu.
Setelah semua anggota saling mengenal kami pun kembali ke kelas X-2 tercinta,
sedikit lebay si, tapi ngga apa-apa lah,haha. Tak lama terdengar pengumuman
dari speaker sekolah yang mengumumkan bahwa bagi semua anggota KIR sepulang sekolah
harap berkumpul. Semua di kelas bertanya-tanya, apakah akan ada penambahan alat
yang akan di bawa atau kah hanya sebuah instruksi, jawabannya akan tau ketika
kita semua sudah berkumpul. Tak lama bel pulang berbunyi dan kami semua para
anggota KIR segera menuju tempat yang biasa menjadi perkumpulan anak KIR.
Disana sudah banyak kaka dewan yang sedang membicarakan sesuatu, setelah semua
anggota berkumpul, komandan KIR menyampaikan maksud kami semua di kumpulkan di
tempat ini. Dan ternyata pengumuman itu adalah.... Pelantikan akan
dimajukan seminggu lagi, serentak semua
anggota menyoraki para dewan. Rasa kecewa dan bingung menyelimutiku, belom ada
sama sekali persiapan untuk pelantikan itu. Sampai akhirnya, para dewan
memberikan alasan mengapa pelantikan di majukan dan tak lama pun kami semua di
bubarkan. Aku datang menghampiri Dodi untuk mengumpulkan anggota kelompok dan
membicarakan apa saja yang harus di
bawa. Setelah semua anggota kelompok kami berkumpul, Dodi memulai pembicaraan
dan mengatur hal-hal apa saja yang harus di persiapkan, diskusi antara sesama
anggota berjalan lancar, dan pembagian tugas selesai, dan tetap aku dan Putri
mendapat bagian menyiapkan perlengkapan kelompok. Setelah selesai pembagian
tugas, kami pun di bubarkan untuk pulang, dan saat itu aku diajak Dodi untuk
pulang bersamanya.
Sesampainya
di rumah, seperti biasa makanan sudah tersedia di dapur, tanpa pikir panjang
segera ku berlari ke dapur dan menyantapnya. Setelah makan siang selesai, ku
rebahkan tubuhku di atas kursi di ruang tamu, dan ketika sedang asik bersantai,
ku teringat tentang pelantikan, dengan seketika ku ambil telepon genggam dari
dalam saku ku, dan mencari nomer Putri untuk mengirim sms dan menanyakan apa
saja bagian yang harus kubawa. Ku ketik pesan yang ingin ku kirim “Putri...?”,
awal ku mengirim pesan untuknya, ku tunggu balasan sms dari nya, dan tak lama
telepon genggam ku berbunyi dan ternyata ada balasan sms dari Putri “iya...ini
siapa?”, dan ku membalas “ini Andri Put, gimana saya harus bawa apa?”, kami
berbalas sms saat itu, tapi tetap dia membalas dengan singkat dan sepertinya
cuek saja, sedangkan aku sangat membenci bila, sms yang kita kirim panjang
lebar sedangkan yang membalas hanya singkat, saat itu aku sedikit kesal, tapi
tak apalah yang penting aku sudah membagi tugas dengannya. Setelah selesai
membahas perlengkapan melalui sms tadi, aku segera mencarinya, dan sekalian
mencari peralatan pribadi yang harus ku bawa. Setelah mencari kesana kemari,
semua peralatan kelompok, sudah ku dapatkan. Benar-benar hari yang melelahkan, kalau
ngga di cari dari sekarang pasti akan kerepotan nantinya. Jam berbunyi tepat
pukul dua, masih ada waktu untuk istirahat, dengan segera ku menuju kamar untuk
segera tidur siang, karena jika tidak tidur siang kadang kepalaku suka merasa
pusing karena sejak kecil aku sudah terbiasa tidur siang, untuk
mengistirahatkan tubuhku yang sudah bekerja seharian.
Sore pun
tiba, aku terbangun dari tidur nyenyakku. Segera ku menuju kamar mandi untuk
segera mandi dan menyegarkan tubuhku sehabis tidur tadi. Setelah selesai mandi
ku duduk di sofa ruang tamu dan menonton tv, saat itu tak ada acara tv yang
seru. Terlihat hp ku di meja, malang sekali nasib nya sepi tak ada sms atau pun
telepon yang masuk. Dengan seketika ku ambil telepon genggam ku dan segera
mencari nomer-nomer teman lama untuk menanyakan kabarnya, tapi ternyata tak ada
satu pun yang membalas. Ketika di kontak hp ku berhenti pada huruf depan P, ku
teringat dengan anggotaku yang cuek itu, ya... si Putri, pikirku dalam hati,
masa sih mau sms duluan, nanti di bales cuek lagi... eemm, tapi tak apalah
daripada tak ada yang di kerjakan alias nganggur. Seperti biasa awal ku sms ku
panggil namanya sebagai salam, dan seperti biasa pula dia hanya membalas dengan
singkat, tapi tak apa coba kumulai pembicaraan dengan menanyakan persiapannya
mengenai pelantikan, dia pun juga hanya membalas dengan singkat. Lalu ku akhiri
pembicaraan ku dengannya, dengan alasan mungkin ku mengganggunya, tapi dia tak
mengerti maksudku sebenarnya adalah ingin terus berbalas sms dengannya, dia
malah tidak lagi membalas sms ku. Yasudah lah, mungkin dia benar sedang sibuk.
Malam pun datang, setiap tepat jam 7 ku mulai di atas meja belajar untuk
membereskan buku dan mengerjakan pr jika ada pr. Tapi entah mengapa ku hanya
memikirkan tentang palantikan nanti dan kabar Putri, apakah dia sudah
mendapatkan semua perlengkapannya, tapi sekali lagi dia orang yang cuek dan
membuatku malas jika sms an dengannya. Sudahlah, dia pasti bisa menyelesaikan
semuanya dan akan ada saat pelantikan nanti.
Hari
cepat berlalu, tak terasa besok adalah pelantikan anggota KIR, dan sifatnya
belum berubah terhadapku, dia masih orang yang cuek, menurutku. Di sekolah
setiap kelas hanya membicarakan tentang pelantikan, dan aku masih bingung harus
bertanya apa pada Putri, jujur saja aku adalah orang yang mudah gugup jika
berbicara dengan wanita, apalagi wanita yang baru ku kenal. Sudahlah sekali
lagi demi pelantikan, ku beranikan diri ke kelas X-4 untuk menanyakan pada
Putri apakah semua peralatan sudah siap atau belum, sesampainya di kelas X-4 ku
menyuruh temannya untuk memanggil Putri keluar kelasnya, sangat susah
menyuruhnya keluar kelas, dan ketika dia keluar kelas, dia memegang hp di
tangan nya, tanpa basa-basi ku menanyakan tentang persiapannya, dia hanya
menjawab seperlunya sambil sibuk dengan hp di tangannya, saat itu lah puncak
kesabaranku, ketika selesai menanyakan dan mendapat jawaban yang seperti itu,
tanpa pamit ku beranjak kembali menuju kelasku. Perasaan kesal terus ada di
benakku, mengapa dia seperti itu ya? Apakah dia tidak senang jika aku berada di
kelompoknya?, sudahlah tak masalah bagi ku, kan Dodi sendiri ketua kelompoknya
yang menyetujui ku masuk ke kelompoknya. Semua pelajaran pada hari itu selesai
lebih awal, karena dengan alasan mempersiapkan untuk pelantikan, dan kami semua
di persilahkan pulang, tanpa pikir panjang lagi segera ku menuju pangkalan
angkot untuk segera pulang ke rumah dan mengecek perlengkapan untuk besok.
Setelah sampai di rumah, ganti baju, makan dan istirahat sebentar segera ku
menuju tempat peralatan kemah dan mengeceknya. Ternyata masih ada satu
perlengkapan lagi yang kurang, yaitu topi dari daun pisang, di daerah rumahku
tidak ada pohon pisang, semua pohon pisang sudah di tebang dan di bangun rumah
lagi. Saat itu ku bingung, secepatnya ku sms semua anggota kelompok untuk di
mintai bantuan, dan tak ada satu pun yang membalas, sampai akhirnya ada sms
masuk, dan itu dari Putri, ku berharap dia bisa membantu tapi ternyata kalian
tau apa yang ku dapat?? Dia hanya membalas “maaf,aku juga lagi sibuk ni...” sms
itu membuat ku sedikit kecewa, maksud hati jika dia ingin membantuku akan ku
carikan peralatannya yang belum dia dapatkan, tapi ternyata dia membalas
seperti itu, jadi ya sudahlah, akan ku cari sendiri, walaupun akan susah
mencarinya. Sampai akhirnya di sore hari, ku menemukan pohon pisang yang
kebetulan daunnya sangat bagus dan cocok untuk ku jadikan topi. Ku mencari
pemilik pohon pisang itu dan meminta izin untuk mencabut daunnya untuk ku
jadikan topi. Untuk yang punya tidak galak, jadi dengan mudah ku meminta daunnya
itu. Huh...benar-benar melelahkan, jam tidurku pun jadi terganggu dan kepalaku
sedikit terasa pusing, setelah selesai mencari daun pisang, segera ku rebahkan
badanku di atas tempat tidur, dan tak lama akhirnya ku tertidur pulas.
Senja pun
tiba, ku tebangun dari tidur siangku dan merasakan badanku kembali pulih dan
siap untuk pelantikan besok, segera ku mandi dan membersihkan badanku. Setelah
selesai mandi dan beres-beres tak lupa kembali ku mengecek perlengkapan
pelatikanku. Ternyata semua perlengkapan sudah terkumpul dengan rapih, dan
besok siap untuk di bawa. Sekarang saatnya untuk bersantai ria dan menyiapkan
fisik agar besok bisa siap melaksanakan pelantikan dengan lancar.
Cahaya
matahari menyambut pagiku hari ini, pagi yang cerah dan ku siapkan kakiku tuk
melangkah menuju sekolah tercinta. Pagi ini di sekolah masih ada pelajaran
seperti biasa karena acara pelantikan akan di laksanakan pada siang hari,
tetapi sebagian perlengkapan ku bawa dan ku taruh di sekolah agar, ketika siang
nanti mengurangi barang bawaan dan tidak terlalu ribet. Sesampainya di sekolah
ku bertemu dengan Dodi dan menunjukkan barang bawaan yang ku bawa untuk di
satukan dalam perlengkapan kelompok, ternyata semua perlengkapan kelompok sudah
menjadi satu dan tak ada satu pun perlengkapan yang kurang, akhirnya kita semua
siap untuk melaksanakan pelantikan nanti siang. Sampai akhirnya bel masuk
berbunyi dan kita semua masuk ke kelas masing-masing untuk menerima materi ajar
hari ini. Pelajaran demi pelajaran terlewatkan, dan sampai pada pelajaran
terakhir yang menandakan bahwa sebentar lagi akan datang waktu pulang, inilah
saat-saat yang paling di tunggu setiap murid. Ternyata benar, terdengar dari
speaker kantor bahwa pelajaran di hentikan dan kami semua di perbolehkan
pulang, untuk menyiapkan peralatan pelantikan. Dengan rasa senang ku segera
beranjak dari kursi dan segera menuju gerbang sekolah. Sesampainya di rumah,
tetap ku siapkan semua peralatan, dan segera pergi lagi ke sekolah tapi tidak
lupa berpamitan pada orang tua ku, setelah sampai di sekolah ternyata semua
anggota sudah berkumpul dan ada anggota lain sudah berbaris di lapangan, kami
semua segera berlari ke lapangan dan mendapatkan instrusi dari para dewan
mengenai rute haking yang akan kami lalui. Setelah semua instruksi kami dapatkan
kami semua segera beranjak dari sekolah dan mengikuti rute yang ada, selama
perjalanan pandanganku teralihkan pada Putri dan Ayu mereka selalu bersama dan
sesekali berhenti karena mereka merasa cape. Dodi sang ketua berada di bagian
depan dan aku menjaga bagian belakang, dan sudah menjadi tugasku menjaga
kelengkapan anggota. Sungguh walau dia sangat cuek terhadapku ku tetap
menunggunya agar dia bisa bergabung dengan kelompok. Waktu berlalu begitu
cepat, pelantikan hari ini berjalan dengan sukses, kami semua resmi menjadi
anggota KIR, kami semua mendapat banyak pengalaman dan rasa cape semua
terbalaskan. Sesampainya di rumah, ku segera membersihkan badan dan makan
malam. Tak terasa mata ini sudah mengantuk dan tak bisa lagi di tahan, lalu ku
menuju kamar untuk segera mengistirahatkan badanku. Selamat malam semuanya....
Teriakan
mamah membuatku terbangun di pagi ini, dengan segera ku melakukan aktivitas
seperti biasanya dan segera berangkat sekolah. Sesampainya di kelas, semua
anak-anak membicarakan tentang pelantikan kemarin, tak kalah aku pun
membicarakannya juga. Hari ini adalah hari yang menyenangkan karena semua mata
pelajarannya sangat mengasyikkan terutama pelajaran matematika. Hari-hari telah
berlalu, tak ada lagi yang membicarakan pelantikan, malam ini setelah selesai
belajar dan mengerjakan tugas, ku merasa bosan dan bingung ingin melakukan
aktivitas apa, lagi-lagi ku teringat Putri si anak cuek itu. Ku coba kembali
untuk mengirim pesan untuknya, ku tak akan menyerah padanya, dan ku rasa cuek
itu bukan sifat aslinya, dia hanya belum mengenalku lebih dekat lagi, ku mulai
mengirim pesanku untuk nya, ternyata benar tak biasanya dia cepat membalas dan
tidak lagi dengan bahasa yang singkat, berarti benar dugaan ku, cuek bukan
sifat aslinya dia benar-benar sedang sibuk saat itu dan masih canggung
terhadapku, pemicaraan ku lewat sms semakin asik dan akhirnya dia berpamitan
untuk segera tidur, karena memang saat itu sudah larut malam. Kami menghentikan
pembicaraan lewat sms pada malam itu, tapi entah mengapa ku masih ingin ngobrol
lagi dengannya, tapi sudahlah masih ada hari esok... selamat malam dunia...
Hari-hari
berlalu hubunganku dengan nya semakin baik saja, walau masih sebatas teman sms,
tapi dalam hati kecilku ku merasa aku menyayanginya, lewat sms yang ku kirim
pun aku bisa merasakan bahwa dia adalah wanita yang perhatian dan pintar,
banyak kesamaan di antara kita, mulai dari jam belajar yang sama sampai hal-hal
lainnya. Selalu ku memberinya ucapan “have a nice dream” saat dia akan tidur,
dan selalu ku menggunakan kata-kata yang romantis dan sedikit menggombal
untuknya dan ternyata sepertinya dia pun menyukainya. Selalu ku tersenyum saat
ku menerima sms darinya dan hatiku selalu deg-deg an saat dia pun menyukai
kata-kata ku. Aku mungkin orang yang tertutup, tak ada satu orang pun yang tau
tentang kedekatanku dengannya, setiap dia lewat ke kelas ku, kuberi senyuman
dan dia pun membalasnya dengan senyum manisnya, sungguh senyumnya tak akan
terlupakan.
Februari
wish... ku harap di awal bulan ini akan ada cerita indah di kehidupanku dan
menjadikan kehidupanku lebih baik lagi daripada bulan kemarin... amin.. itulah
doaku di pagi ini, dan di pagi yang cerah ini ku siap tuk menyambut hari. Di
bulan Februari ini yang kata orang adalah bulan penuh cinta, semoga ku juga
bisa mendapatkan cinta yang kudambakan. Hari ini tepat tanggal 14 Februari dan
hari ini adalah hari valentine, hari kasih sayang, di hari valentine ini biasa
di tandai dengan bertukar kado dan memberikan pasangan coklat, tapi mana?? Aku
tidak mempunyai pasangan, tapi tak apalah hari kasih sayang itu kan bukan hari
ini saja, setiap hari adalah hari kasih sayang menurutku. Berlanjut pada kisah
cintaku, ku semakin berhubungan baik dengan Putri anak X-4 itu, yang selalu
mengalihkan duniaku. Sampai pada akhirnya, tepat tanggal 20 Februari ini ku
siapkan hati ku dan persaanku untuk ku ungkapkan. Rasa deg-deg an sudah terasa
sejak di rumah, sudah ku siapkan sms yang akan ku kirim untuknya yang bunyinya
“pulang sekolah ku tunggu di depan lab, sendirian, ada yang mau ku omongin”.
Sms itu sudah ku siapkan untuk nanti ketika bel sekolah berbunyi akan ku kirim
untuknya. Saat jam pelajaran terakhir sudah tak sabar ingin mengirim sms
untuknya, karena biasanya kelas dia pulang lebih awal dari kelasku. Setelah
pelajaran selesai segera ku berlari ke depan lab, dan perasaanku sungguh
bingung dan merasa senang, juga sedikit takut apakah semua berjalan lancar...
sms untuknya belum ku kirim, masih ada keraguan dalam hatiku, tapi tiba-tiba
semua terpatahkan dan ku segera mengirim sms itu untuknya, ku menunggu balasan
darinya, dan ternyata tak ada balasan, ku takut apakah dia sudah pulang? Sebab
saat itu suasana sudah sangat sepi. Setelah sedikit menunggu orang yang ku
tunggu datang, semakin kencang saja jantung ini berdetak. Apa yang harus ku
katakan padanya? Ternyata dia sudah ada di hadapanku, saat itu tanganku dingin
dan keringat tak hentinya keluar, tanpa basa-basi ku mulai pembicaraan, karena
sewaktu sms ku banyak menggunakan ungkapan-ungkapan sedikit gombal, ku teringat
satu kalimat dan dengan segera ku mengucapkannya,”put... dulu kan aku pernah
bilang pistolnya belum ada pelurunya, sekarang aku aku udah nemu pelurunya
nih...hehe”, Putri menjawab malu “terus gimana?”,”ya kalau boleh, sekarang aku
mau nembakin peluru ini ke hati kamu...gimana boleh ya??”,”emm..gimana yaa?
Boleh deh...”,”serius boleh? Siap-siap ya aku mau nembakin pelurunya nih,
mudah-mudahan tepat sasaran... sekarang aku udah nembakin nih, mau ga kamu jadi
pacar aku put?”,”emmm...gimana yaa?? Iya deh mau...”putri menjawab dengan malu”,”serius
put?jadi peluru ku udah tepat sasaran?”, dia hanya menjawab dengan
menganggukkan kepala. Dalam hati ini serasa terbang di udara, ku mendapatkan
wanita yang selama ini ku damba, kami pun meniggalkan lab dan menuju depan kelasnya
dan ternyata disana ada teman sekelasnya yang biasa mengajaknya pulang bareng,
temannya itu memberi selamat pada Putri dan aku.ku mulai sedikit pembicaraan
”jadi kita jadian nih?hehe”,”iya dong...”,”asik...boleh sayang-sayangan
dong...hehe”,” aah kamu bisa aja..”. Karena saat itu temannya sudah menunggu,
Putri pamit pulang bersama temannya itu, dan kami berpisah pada saat itu
tentunya dengan perasaan yang sangat gembira.
Hari-hari
ku berubah setelah ku mengenalnya, pacaranku bisa di bilang pacaran yang
positif, karena kita masih sadar akan tugas utama kita yaitu belajar, bahkan
kadang kami membahas tugas-tugas yang sulit, setiap pagi ku menunggunya di
depan kelas, untuk memastikan dia sudah sampai di sekolah dan kami kadang
membahas jika ada tugas yang sulit di pagi itu, sekarang setiap pulang sekolah
kita selalu berjalan bersama menuju pangkalan angkot, maklum aku tidak
mempunyai kendaraan dan hanya bisa mengantarnya sampai pangkalan saja.
Hari-hari ku semakin indah saat teringat akan dirinya, dia memberiku motivasi
positif dalam hal belajar dan dalam segala hal.
Jam
berganti hari, hari berganti bulan,dan tepat 20 Juni ini 4 bulan sudah ku
menjalin hubungan dengannya, mulai dari pertengkaran dan saat-saat indah sudah
kita lewati bersama, dan kita biasa mengucapkan “happy relationship” ketika
tepat tanggal 20, tapi entah mengapa di bulan ini aku melupakan hal itu, di
sinilah mulai ada konflik antara kita, di pagi hari yang biasanya dia
menghampiriku, dia tidak menemuiku, aku masih belum sadar bahwa hari ini adalah
tepat 4 bulan tanggal jadian kita, dan sampai pada akhirnya ku lihat telepon
genggamku dan melihat tanggalnya, ku merasa kaget, dan segera meminta maaf
pasti ini semua gara-gara aku lupa. Setelah beberapa lama ku membujuknya
mendekatinya dan juga meminta bantuan pada teman-teman nya untuk meminta maaf,
semua itu hanya sia-sia, sempat ku berfikir untuk meninggalkannya ke kelas,
tapi itu namanya bukan cowo yang bertanggung jawab, meninggalakan kesalahannya,
untungnya saat itu sekolah sedang mengadakan porak jadi kita semua bebas.
Setelah lama membujuk akhirnya dia duduk di dalam kelas, dan ku coba untuk
menghampirinya, setelah ku menghampirinya, selalu ku ucapkan kata maaf dari
mulutku, tapi dia hanya terdiam, fikir ku dalam hati, ini bukan sebab ku
melupakan tanggal ini, pasti ada hal lain yang membuatnya begini. Tiba-tiba dia
meneteskan air mata dan seketika itu pula ku menanyakan “kenapa? Aku nakal ya
sama kamu?”. Lalu dia tidak menjawab pertanyaanku dan hanya meneteskan air mata
lalu dia mengambil kedua tanganku dan memegangnya erat, sungguh itu membuatku
bingung dan kasihan melihatnya menangis seperti itu. Tak hentinya ku
membisikkan “kenapa kamu menangis?” lalu dia menjawab dengan terseduh-seduh
“kita harus putus...”, mendengar kata-kata itu membuatku semakin yakin bukan
karena kejadian hari ini, ada hal lain yang menyebabkan semua ini harus
terjadi, dengan perasaan yang tak karuan ku terus bertanya “kenapa?” tapi dia
hanya terus memegang tanganku dengan eratnya. Sungguh saat itu membuatku
bingung, ku hanya bisa membalas pegangan tangannya, sampai akhirnya setelah
terlihat tenang, dia menceritakan semuanya, ternyata hubungan kita di ketahui
oleh orang tua Putri dan orang tua nya menyuruh dia segera memutuskan hubungan
kita, dia bertanya padaku “maaf ya Ndri...ini bukan kemauanku, aku masih sayang
sama kamu kok, sampai kapanpun rasa sayang ini selalu ada buat kamu”,”iya aku
terima kok keputusan kamu, kalau ini emang keputusan terbaik buat kita, mungkin
semua ini sudah takdir buat kita... tapi kita masih bisa temenan kan?”,”iya
dong pasti...kamu akan selalu jadi teman terbaikku Andri...”,”tapi inget kalau kamu
harus bahagia sama cowo yang lain yang mungkin bisa di terima sama orang tua
kamu...oke?”,”ga bisa, Cuma kamu yang bisa ngertiin aku Ndri...aku masih sayang
banget sama kamu”,”udah ah,jangan gitu,inget kamu harus cari yang lebih baik
lagi daripada aku ya...udah ya sekarang jangan nagis lagi,kaya anak kecil aja
ihh”,sambil ku usap air mata di pipinya. Tanpa ada kata-kata lagi dia kembali
menangis di tanganku dan memeluk erat tanganku, dan tanpa sadar air mata pun
menetes dari mataku dan jatuh di atas kepalanya, dia pun kaget dan melihat ke
arah ku dan mengusap air mataku itu, dia bertanya “kamu nangis ya Ndri?”,”ngga
ko,Cuma kelilipan”,”boong... kamu nangis juga ya??”,”ihh apaan sih,masa cowo
nangis”, saat itu lah dia menertawakan ku karena ku menitihkan air mata,
keadaan berubah seketika, akhirnya dengan cara ini ku bisa membuatnya tertawa
lagi, ku usap air mata di pipinya sampai tak ada lagi air mata yang membasahinya.
Semua terselesaikan pada hari itu, walaupun bukan dengan penyelesaian yang baik,
rasa kecewa benar-benar terasa di hati ini, tapi sekali lagi mungkin ini adalah
keputusan yang terbaik untuk kami berdua. Sampai saat ini ketika kita sudah
kelas XII, kita tidak menghentikan komunikasi diantara kita, dan sampai saat
ini pula aku masih selalu mencintainya dengan sepenuh hatiku. Jika dulu
kebahagiaanku adalah saat berdua bersamanya, tapi sekarang kebahagiaanku adalah
melihat senyum indah di wajahnya, walau hanya dari kejauhan. Dan satu prinsip
yang ku pegang sekarang adalah bahwa benar “cinta tak harus memiliki”.
“ketika kita sepakat untuk menjalin cinta...
hari-hariku terasa begitu lama, ketika kau jauh dariku... panas mentari tak
lagi kurasakan, ketika kau berada di sampingku... namun ketika kau jauh, hujan
pun tak lagi mampu membasahi ruang jiwaku yang tandus... ku berharap cintamu
seperti mentari pagi, yang tak pernah berhenti bersinar... dan juga seperti
bulan, yang selalu setia menemani bumi kemanapun ia berputar...”